Instagram yang pada tahun 2012 telah diakuisisi oleh Facebook dengan nilai fantastis Rp. 9,1 Triliun, diumumkan oleh Mark Zukerberg di status facebook pada bulan April 2012 — “Dengan excited aku membagikan berita ini, bahwa kami telah menyetujui untuk mengakuisisi Instagram dan mereka akan bergabung dengan Facebook,” tulis Zuckerberg. Namun sejak diambil alih oleh Facebook ternyata Instagram masih berada di data center Amazon Web Services’ public cloud.
Berdasarkan informasi yang ditulis oleh Data Center Knowledge, perpindahan ke data center milik facebook adalah pertimbahaan tool yang telah ada lengkap termasuk kemudahan infrastruktur Data Center yang begitu terintegrasi. Sehingga tim pengembang aplikasi instagram dapat dengan mudah mengembangkan aplikasi tanpa terbatas tool dan infrastruktur data center.
Nah, betapa canggih data center yang dimiliki oleh facebook sehingga mereka (instragram, red) harus bergabung di lokasi DC yang sama. Tapi perlu diingat bahwa kecanggihan data center milik facebook ternyata mereka sempat mengalami down time selama 20 menit pada tanggal 19 Juni 2014 lalu. Bagi sebagian orang waktu 20 menit merupakan waktu yang pendek dalam mengatasi down time, tapi perlu diingat waktu 20 menit itu memilik efek berantai yang mengancam banyak aspek dari facebook. Mulai dari kecaman di media sosial lainnya, investor termasuk pengguna facebook di seluruh dunia.
Catatan Kaki
Saya tidak akan mempermasalahkan perpindahan instragram atau down time dari facebook itu. Tapi dari kejadian ini merupakan sebuah pelajaran bagi saya sendiri sebagai pelaku bisnis IT dibidang Data Center, yakni DOWN TIME. Seberapa canggih Data Center yang dibangun pasti akan tetap menyisakan permasalahan karena kegagalan Sistem dan Infrastruktur yang dimiliki. Saya sendiri pernah mengalami peristiwa naas saat data center IDC yang berada di Duren 3 Jakarta terbakar (12/8/2012 lalu) diakibatkan kegagalan UPS menahan panas sehingga terbakar (Kompas). Padahal menurut data harga UPS tersebut bekisar Rp. 500 juta.
Pada saat itu terjadi di bulan Ramadhan.kepanikan sempat meliputi kami semua termasuk tim saya, saya harus bersyukur kami masih memiliki back up server di beberapa lokasi yan berbeda termasuk back up data yang berada di data center USA yang berjalan secara simultan. sehingga dalam rentang waktu 5 jam kami dapat mengaktifkan beberapa server meski tertatih-tatih. Persis adzan Shubuh server cadangan yang berada di gedung cyber dapat aktif kembali meski tidak dalam kondisi 100%. Kebetulan Detikcom yang berada pada satu data center dengan kami sampai jam 12 siang belum dapat mengaktifkan servernya, sehingga website mereka mengalami down time yang lebih lama. Peristiwa ini menjadi pelajaran bagi saya bahwa cadangan dari server termasuk back up data pada data center yang berbeda menjadi sangat penting, termasuk eskalasi terhadap kondisi down time.
Peristiwa dari facebook dan kebakaran yang menimpa DC Duren 3 menjadi pelajaran dalam pengembangan data center atau room server, karena peristiwa seperti ini bisa saja terjadi dan menimpa siapapun. Pertimbangkan untuk mengembangkan back up server termasuk back up data di lokasi lain.