HomeOpini

Antara Proses, Harapan dan cita-cita

Beberapa minggu ini saya cukup disibukkan beragam aktifitas bahkan serasa waktu yang 24 jam itu tak cukup menampung semuanya. Uh, seberapa sibuknya sih! Tapi kali ini saya boleh berbangga diri, karena kali pertama saya menemani putra semata wayang ku untuk menginjakkan kakinya di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Ya… putra tunggalku kini telah beranjak remaja, sungguh betapa terkejutnya saya. Karena sungguh sekian tahun saya telah melewatkan perjalanan anakku, inilah sebuah harga yang harus dibayar mahal demi ekonomi. Saya benar-benar kecewa akan semua yang terjadi, saat putra saya harus mendaftarkan ke sekolah menengah seminggu lalu.

Saya melihat sebuah semangat dan obsesi didalam diri putra saya tentang pendidikan di sekolah yang dia cita-citakan, yakni smp bertaraf internasional. Meski keinginan inipun pernah terlontar dari saya, namun saya tak pernah sedikitpun untuk memaksakan mengikuti keinginan pribadi saya. Nah, kesempatan kali ini saya menyiapkan waktu untuk menemani putra semata wayang saya untuk meraih cita-citanya.

Ternyata lontaran yang pernah saya ucapkan benar-benar tersimpan didalam benaknya. Meski seakan sulit bagi saya untuk bercerita tentang harapan dan keinginan kepada putraku, tapi semua telah dibuktikan olehnya. Mungkin hanya satu hal yang saya pesankan untuk putraku, Good Luck My Son, Be The Best for your life.[ad#adv-unitku-02]