Negeri tirai bambu (Cina) dengan pasar pengguna internet yang besar merupakan pasar yang begitu menarik bagi perusahaan hosting raksasa. Namun mereka enggan secara fisik meletakkan datacenternya di daratan Cina, dikarenakan kebijakan pemerintahannya yang begitu ketat atas pengawasan dan penyensoran. Dengan kondisi tersebut, sejumlah perusahaan hosting dan colocation lebih banyak memilih menempatkan datacenternya di hong kong atau singapura.
Sebagai contoh baru-baru ini : perusahaan penyedia jasa cloud computing melakukan pengembangan bisnis di dua wilayah tersebut, salesforce.com (CRM) membuka datacenternya di Singapura, sementara Rackspace (RAX) memilih mengembangkan di hong kong.
Hal ini bisa ditilik dengan penutupan operasi google di wilayah cina bulan lalu, mengutip pernyataan google “Ini sebuah pengalaman yang berharga dan sasaran serangan pada perusahaan kami yang melaksanakan infrastrukturnya di cina” dalam sebuah pengumuman tentang rencana meninjau ulang operasi google.cn.
Google sendiri tidak mengatakan tentang datacenternya, seperti diketahui datacenter tempat server dari Google.cn berada di Cina, yang memiliki kemampuan yang tinggi “Great Firewall” dalam monitor dan penyaringan bagi penggunanya. “Hal ini dilakukan untuk memasuki Cina, keberadaan server kami yang harus berlokasi di Cina jelas diperlukan untuk mematuhi hukum Cina, dan konten kami, hasil pencarian akan di saring sesuai hukum dan regulasi setempat,” hal ini dikutip dari Google’s Kai-Fu Lee di tahun 2008 lalu.
Dikutip dari datacenterknowledge.com